Sabtu, 30 Agustus 2008

Impresionisme

Berkas:Impressionism monet.jpg

Impresionisme

adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.

Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.

Pengaruh impresionisme dalam seni rupa juga merambah ke bidang musik dan sastra.

Daftar isi


Penjelasan

Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk lukisan yang tidak kalah menariknya.

Namun Delacroix sendiri bisa dianggap gagal melepaskan diri dari pengaruh pakem seni lukis akademi karena bagaimanapun lukisannya sendiri masih berkonsentrasi pada bentuk-bentuk secara ideal.

Kemudian beberapa pelukis secara radikal melanggar aturan-aturan akademis dalam pembuatan lukisan. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk secara mendetail dengan mementingkan kontur, volume, dan garis. Juga meninggalkan pengamatan struktural bentuk suatu objek. Sebaliknya, suasana didapatkan dengan menangkap kesan (impresi) cahaya yang ditangkap sekilas oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi lebih sederhana, tidak seperti lukisan naturalisme atau realisme.

Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.

Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.

Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.

Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis Winslow Homer.

Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.

Sejarah


Paintings by Renoir


Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Académie des beaux-arts mendominasi kegiatan seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standarisasi tradisional lukisan-lukisan Perancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis, religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still life hanya dipandang sebelah mata. Académie des beaux-arts juga menginginkan setiap lukisan memperhatikan setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa mendekati kemiripan fotografis. Semua goresan kuas sangat diperhatikan dengan mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi, dan teknik yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna gelap dan suram lebih dihargai.

Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal inilah yang mendorong terbentuknya standarisasi lukisan yang tercermin dari pilihan para juri.

Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya Realisme Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang berusaha membiaakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap indah. Mereka juga lebih memilih tema pemandangan dan kehidupan sehari-hari dibanding cerita sejarah.

Baik kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis impresionis yang kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih mengirimkan karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri. Kelompok pelukis muda ini antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred Sisley, dan Frédéric Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre, sering melukis bersama, dan menjalin persahabatan yang erat.

Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on the Grass (Le déjeuner sur l'herbe) karya Manet yang menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria dalam sebuah piknik. Juri beranggapan bahwa ketelanjangan bisa diterima dalam lukisan historis dan religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang melanggar norma. Manet merasa sangat kecewa dengan penolakan ini yang sekaligus menimbulkan polemik di kalangan seniman. Meskipun Manet tidak secara langsung menyebut dirinya sebagai seniman impresionis, ia sebenarnya terlibat sebagai pemimpin dalam diskusi di Café Guerbois, di mana seniman-seniman impresionisme berkumpul, dan mengembangkan pengaruh impresionisme.

Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak pada tahun 1863, Kaisar Napoleon III memutuskan bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-karya tersebut, dan mengadakan Salon des Refusés (Salon Penolakan). Kegiatan ini berlangsung bertahun-tahun, hingga kemudian pada April 1874 seniman-seniman impresionisme mendapatkan kesempatan menggelar pamerannya sendiri.

Namun kaum impresionis kemudian tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan fasilitas ini. Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon. Namun ide ini ditolak oleh Manet, sekalipun ia sendiri termasuk orang yang paling berpengaruh di kelompok ini karena berpendapat bahwa perjuangan kaum impresionis justru seharusnya dimulai dengan mendobrak tembok penjurian di Salon. Morisott, salah satu dari sedikit wanita dari kelompok Café Guerbois memutuskan untuk turut serta dalam pameran, sekalipun beberapa karyanya sudah siap dipamerkan di Salon.

Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis Leroy menulis review yang tidak terlalu bersahabat di surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa Impression, Sunrise (Impression, soleil levant) oleh Claude Monet tidak lebih dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa digolongkan ke dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.

Istilah "Impresionis" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya sebagai sindiran, tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan kemandirian menjadi jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing pelukis bisa saja berbeda. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa digolongkan Impresionis "murni". Sementara Degas menolak pakem impresionisme yang sudah ada dengan karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik menentang Impresionisme sejak 1880an, dan tidak pernah kembali lagi kepada aliran ini.

Gelora impresionisme lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya. Terutama pada pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan teori-teori baru dalam karya impresionisme dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing-masing anggota memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal impresionisme dengan memasuki masa post-impresionisme.


Pengaruh teknologi dan sains

Secara kebetulan, pada masa keemasan impresionisme, ditemukan pula penggunaan teknik fotografi. Pada awalnya fotografi dianggap bisa memusnahkan keberadaan seni lukis. Namun tujuan utama impresionisme yang menangkap kesan sesaat justru membuat fotografi menjadi alat bantu utama yang sangat bermanfaat. Pelukis menjadi bisa mengeksplorasi hal-hal yang biasanya hanya terjadi sesaat, seperti langkah kuda saat berlari, suasana kota yang dinamis.

Selain itu teori warna juga sangat berkembang dan membantu pengembangan aliran impresionisme.

Pengaruh terhadap seni rupa modern

Ada banyak hal yang menyebabkan impresionisme bisa dianggap sebagai pelopor gerakan seni rupa modern lain. Antara lain berhasil mendobrak keterpakuan seni terhadap subjek yang akan dilukis. Hal ini bisa dilihat dari contoh karya Manet yang menganggap moral bukanlah sesuatu yang harus terlalu dipertimbangkan di dalam seni rupa, sebab inti dari lukisan adalah lukisan itu sendiri, bukan pesan yang akan disampaikannya. tetapi bukan berarti hal itu membuat dunia lukis menjadi dunia yang cabul, sebab kevulgaran itu sendiri bukanlah tujuan pelukis impresionisme, hanya saja jika ketelanjangan diperlukan, katakanlah untuk membantu komposisi, maka hal itu memang harus dilukiskan.

Selain itu impresionisme juga mempelopori penerapan kembali teori-teori sains terbaru dalam dunia seni lukis. Antara lain pencampuran warna secara optis yang pada masa itu diperkenalkan oleh Chevreul. Hampir seluruh contoh karya impresionisme memperlihatkan kesadaran pelukisnya bahwa warna-warna, meskipun tidak dicampurkan dengan palet, namun saat didekatkan akan menghasilkan ilusi warna tertentu. Misalnya kuning yang didekatkan dengan hijau akan membuat warna kuning tersebut seolah mendekati warna hijau. Sebaliknya warna kuning jika didekatkan dengan warna ungu akan membuat warna tersebut semakin menyala dan memperlihatkan identitas kuningnya secara optis.

Impresionisme juga membuat penggunaaan warna hitam di dalam lukisan berkurang jauh. Sebab seniman kemudian menyadari bahwa bagaimanapun hitam bukanlah warna. Secara visual adalah mustahil bagi seseorang untuk mendapatkan suasana dengan warna hitam.

Ciri khas

  • Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
  • Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
  • Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
  • Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
  • Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
  • Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
  • Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)

Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.

Post-Impresionisme

adalah suatu masa yang masih dipengaruhi sisa-sisa impresionisme. Pada awal 1880 pelukis mulai mengeksplorasi sisi lain dari penggunaan warna, pola, bentuk, dan garis yang sedikit berlawanan dari pencapaian impresionisme. Pelukis pada era ini contohnya adalah Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Georges Seurat dan Henri de Toulouse-Lautrec. Camille Pissarro, yang sebelumnya adalah seniman impresionis kemudian mengembangkan gaya pointilisme. Monet meninggalkan kewajiban melukis di luar ruangan. Paul Cézanne, meskipun telah tiga kali terlibat dalam pameran impresionis, kemudian mengembangkan gayanya tersendiri.

Karya seluruh seniman ini meskipun tidak lagi menganut aliran impresionisme namun masih mengandung unsur-unsur dasa

Pelukis-pelukis yang pernah menganut impresionisme



Senin, 25 Agustus 2008

Musik Tradisional dan Syiar Agama

Musik tradisional pada awalnya memang sangat lekat dengan agama. Musik tradisional merupakan bagian dari pemujaan. Tidak heran ada unsur sakral dalam musik tradisional tertentu. Beberapa komposisi gamelan hanya boleh dimainkan pada waktu-waktu dan acara tertentu (kalau tidak bisa mengundang marah...siapa ya). Bahkan beberapa perangkat gamelan (juga bedug) diberi nama (Kyai atau Nyai), seolah hidup dan ada rohnya (peninggalan animisme). Tapi mungkin benar juga ya...hiii. Kalau di keraton-keraton, bukan cuma perangkat gamelan, senjata (keris-tombak), kereta kuda, bahkan payung dan kursi diberi nama. Berbagai benda tersebut juga diperlakukan dengan sopan. Namanya selalu menggunakan Kyai atau Nyai...

Budayawan Emha Ainun Nadjib, kelahiran Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953, ini seorang pelayan. Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik Kyai Kanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu memang dalam berbagai kegiatannya, lebih bersifat melayani yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik dan sinergi ekonomi. Semua kegiatan pelayannya ingin menumbuhkan potensialitas rakyat.
kyai kanjeng

Tombo Ati adalah lagu tradisional Jawa yang mulanya dinyanyikan Sunan Bonang sebagai syiar agama Islam, kemudian dipopulerkan kembali oleh beberapa penyanyi masa kini. Lagu ini sangat sederhana dan akrab dengan telinga.

Tombo Ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Kuran lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang soleh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo iso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

Hibrid musik pop dan tradisional

Musik tradisional adalah musik rakyat turun temurun, yang dinyanyikan khususnya pada berbagai acara/upacara adat; seperti mengiringi penganten, bagian dari paket pertunjukan adat (termasuk wayangan), berbagai acara keagamaan dan sebagainya. Menggunakan bahasa dan peralatan musik tradisional, dan memiliki warna irama yang khas.

Musik pop adalah musik yang banyak digemari dan didengar orang pada suatu era tertentu. Ada berbagai jenis musik pop. Beberapa musik pop memanfaatkan musik tradisional, atau mengeksploitasi musik tradisional untuk dapat populer (dan laku di pasar). Salah satu contohnya adalah jaipongan.

Jaipongan dan Dangdut

Jaipong telah banyak dikenal (populer) sebagai musik dan tarian yang sensual, merupakan musik tradisional sunda. Unsur sensualnya dieksploitasi habis-habisan dan menjadi lebih menghibur khususnya bagi kaum bapak dan om-om.

Lagu jaipongan tradisional, sexy tapi tidak vulgar.
Jaipongan UBR Fest. 4 Presented by Sanggar Dasela
Lagu jaipongan modern yang seronok sensual
Sinden Jaipongan.

Eksploitasi sensual juga berkembang dari musik tradisional Orkes Melayu, menjadi Dangdut. Musik manis tahun 60-70an diperkuat lagi-lagi juga diperkuat gendangnya untuk gerakan menghentak-hentak. Dulu tahun 70-80'an musik dangdut dilecehkan sebagai musik prostitusi; konon memang di kompleks pelacuran dangdut

Berikut ini musik melayu:
Kenangan Mengusik Jiwa - A. Ramlie(Audio Original)
Seruling Anak Gembala
Bandingkan dengan dangdut yang super sexy ini:
Kopi Dangdut - Inul Daratista

Dangdut yang populer kemudian 'diluruskan' oleh Oma Irama dengan OM Soneta-nya menjadi sarana dakwah dan menasihati. Oma Irama kemudian menjadi Rhoma Irama (tambah raden haji).
Rhoma Irama - Begadang

Musik Kontemporer implan tradisional

Selain itu ada juga hibrid musik tradisional dengan kontemporer yang komposisinya lebih serius dan memadukan peralatan musik tradisional dan modern.

Koman Layang and Sekehe Bali Funk - Gending Bali
disertai dengan video yang bagus dan vokal bergantian mirip model hip hop, bunyi musiknya lebih didominasi peralatan modern, tapi ini memang lagu tradisionil.
balawan and made agus wardana
konser di Brussel tahun 2007 memadukan gitar listrik double neck, bas, kendang dan gending bali yang dipukul dengan 'palu besi berpangkal tajam'..
Gemelan Jawa mengiringi Koor
Paduan suara/Choir diiringi gamelan. .. seperti apa rasanya? Menurut saya agak tidak karuan

Musik eksperimen gamelan dan keyboard. (Gambang Suling is Javanese traditional song, accompanied by gamelan with keyboard. Performed by Gamelan KBRI Brussel (musician :Prianti Gagarin-Djatmiko Singgih/gamelan, Ina Krisnamurthi/gamelan, Sigit Widiyanto:keyboard, Made Agus Wardana: kendang).
Kembang Suling
(Try Out of Kembang Suling for Marimba & Flute by Gareth Farr
).
Suatu komposisi yang manis sekali memainkan musik tradisional dengan peralatan modern.

Salah satu komposer kontemporer yang mengeksploitasi musik tradisional adalah Sujiwo Tejo.. inilah eksperimennya:
nadyan - sujiwo tejo
Sujiwo Tejo - Gambang Suling

Jangan lupa Hary Roesli. Profesor psikologi musik ini bukan musisi biasa. Dia melahirkan fenomena budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial. Lagu-lagunya yang bagus sangat memanfaatkan bunyi-bunyian musik tradisional:
Jangan Menangis Indonesia

Mengenal musik tradisonal Indonsia

by Margaretha Octavia PatiKayhatu & Budi Trikorayanto

Apa seh... musik tradisional itu?

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat tertentu secara turun temurun yang dipertahankan sebagai sarana hiburan. Masyarakat mungkin sudah tidak tahu lagu siapa penciptanya, siapa yang pertama kali buat peralatan musik itu; tetapi musik itu terus hidup di masyarakat tertentu. Selain dinyanyikan dengan bahasa masyarakat (etnik) tertentu, juga seringkali dimainkan dengan peralatan musik khas setempat, atau paling tidak memiliki warna lagu yang khas. Etnik tertentu, akan segera memahami begitu mendengar musik tersebu: ... oh ini musik dari kampungku.

Kita segera tahu kalau dengar musik tradisional Jawa dengan gamelan pentatoniknya, juga gamelan Bali yang lebih dinamis, musik Amboina yang seringkali bernada rindu halaman dan berirama chacha, atau musik kolintang dari Minahasa.

Pentatonik, apa itu?

Apa itu pentatonik? Gamelan Jawa, Bali, Sunda menggunakan skala intonasi musik kelipatan 5 (penta) nang ning nung neng nong, berbeda dengan skala musik pop yang menggunakan kelipatan 8 (octaf) do re mi fa so la si do dan ada minor mayornya. Sepertinya bukan hanya musik tradisional jawa-bali-sunda-madura yang pentatonik, musik asli tradisional di berbagai penjuru dunia (seperti di India dan China) juga menggunakan pentatonik. Seperti jari kita yang lima --katanya-- pentatonik itu lebih menyatu dengan jiwa, seperti sihir musik yang menghipnotis.

Ulasan lebih lanjut perhatikan Howard Goodall on Pentatonic Music. Lagi Putih Melati dari Guruh Soekarnoputra dibuat dengan pentatonik, di telinga seperti nada lagu tradisional jawa. Memang kedengarannya lain.

Dari Youtube kami persembahkan: lagu tradisional pentatonik

Ldr Rondho Ngangsu pl br
Gamelaj Jawa lengkap dengan sindennya. Cobalah resapi warna suara dan 'jiwa' musik ini, kalau mau mencoba berkaraoke, sudah tersedia liriknya juga. Jangan terhipnotis lalu ketiduran ya...


Sunda Javanese Gamelan
Sunda Javanese Gamelan
Musik tradisional Sunda, perhatikan seruling dan kekuatan tetabuhan (gendang) nya. Roh kita serasa dikirim ke persawahan asri di lereng gunung ...
Sunda degung
Kekuatan gendang sunda melahirkan jaipongan yang sangat sensual itu, penuh dengan goyang pinggul-bokong, kepala oglek, jejeg, goyang dada dan hentakan patah-patah. Juga kekuatan gendang sunda pas sekali mengiringi gerakan pencak silat.
Jaipongan & Pencak Silat
Jaiopongan yang tradisional itu, kemudian dieksploitasi menjadi tarian yang lebih kontemporer dengan menonjolkan gerakan sensualnya. Yach.. bolehlah, namanya juga hiburan.