Senin, 25 Agustus 2008

Hibrid musik pop dan tradisional

Musik tradisional adalah musik rakyat turun temurun, yang dinyanyikan khususnya pada berbagai acara/upacara adat; seperti mengiringi penganten, bagian dari paket pertunjukan adat (termasuk wayangan), berbagai acara keagamaan dan sebagainya. Menggunakan bahasa dan peralatan musik tradisional, dan memiliki warna irama yang khas.

Musik pop adalah musik yang banyak digemari dan didengar orang pada suatu era tertentu. Ada berbagai jenis musik pop. Beberapa musik pop memanfaatkan musik tradisional, atau mengeksploitasi musik tradisional untuk dapat populer (dan laku di pasar). Salah satu contohnya adalah jaipongan.

Jaipongan dan Dangdut

Jaipong telah banyak dikenal (populer) sebagai musik dan tarian yang sensual, merupakan musik tradisional sunda. Unsur sensualnya dieksploitasi habis-habisan dan menjadi lebih menghibur khususnya bagi kaum bapak dan om-om.

Lagu jaipongan tradisional, sexy tapi tidak vulgar.
Jaipongan UBR Fest. 4 Presented by Sanggar Dasela
Lagu jaipongan modern yang seronok sensual
Sinden Jaipongan.

Eksploitasi sensual juga berkembang dari musik tradisional Orkes Melayu, menjadi Dangdut. Musik manis tahun 60-70an diperkuat lagi-lagi juga diperkuat gendangnya untuk gerakan menghentak-hentak. Dulu tahun 70-80'an musik dangdut dilecehkan sebagai musik prostitusi; konon memang di kompleks pelacuran dangdut

Berikut ini musik melayu:
Kenangan Mengusik Jiwa - A. Ramlie(Audio Original)
Seruling Anak Gembala
Bandingkan dengan dangdut yang super sexy ini:
Kopi Dangdut - Inul Daratista

Dangdut yang populer kemudian 'diluruskan' oleh Oma Irama dengan OM Soneta-nya menjadi sarana dakwah dan menasihati. Oma Irama kemudian menjadi Rhoma Irama (tambah raden haji).
Rhoma Irama - Begadang

Musik Kontemporer implan tradisional

Selain itu ada juga hibrid musik tradisional dengan kontemporer yang komposisinya lebih serius dan memadukan peralatan musik tradisional dan modern.

Koman Layang and Sekehe Bali Funk - Gending Bali
disertai dengan video yang bagus dan vokal bergantian mirip model hip hop, bunyi musiknya lebih didominasi peralatan modern, tapi ini memang lagu tradisionil.
balawan and made agus wardana
konser di Brussel tahun 2007 memadukan gitar listrik double neck, bas, kendang dan gending bali yang dipukul dengan 'palu besi berpangkal tajam'..
Gemelan Jawa mengiringi Koor
Paduan suara/Choir diiringi gamelan. .. seperti apa rasanya? Menurut saya agak tidak karuan

Musik eksperimen gamelan dan keyboard. (Gambang Suling is Javanese traditional song, accompanied by gamelan with keyboard. Performed by Gamelan KBRI Brussel (musician :Prianti Gagarin-Djatmiko Singgih/gamelan, Ina Krisnamurthi/gamelan, Sigit Widiyanto:keyboard, Made Agus Wardana: kendang).
Kembang Suling
(Try Out of Kembang Suling for Marimba & Flute by Gareth Farr
).
Suatu komposisi yang manis sekali memainkan musik tradisional dengan peralatan modern.

Salah satu komposer kontemporer yang mengeksploitasi musik tradisional adalah Sujiwo Tejo.. inilah eksperimennya:
nadyan - sujiwo tejo
Sujiwo Tejo - Gambang Suling

Jangan lupa Hary Roesli. Profesor psikologi musik ini bukan musisi biasa. Dia melahirkan fenomena budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten memancarkan kritik sosial. Lagu-lagunya yang bagus sangat memanfaatkan bunyi-bunyian musik tradisional:
Jangan Menangis Indonesia

Tidak ada komentar: